Wednesday 12 November 2014
Happy Father's Day!
Baru aja 2 hari yg lalu, Frans (suami saya) ngobrol dengan temennnya tentang hari Ayah ini, setelah liat muka saya lesu banget selama hamil. Itu karena saya mual seharian dan muntah, terutama saat minumm air putih setelah makan obat, ketika bangun tidur, melihat sesuatu yg kotor dan mencium bau yg menyengat. Suami saya bilang, itulah perjuangan seorang ibu, bahkan sudah mulai terasa perjuangannya ketika beberapa hari di dalam rahim, belum ketika melahirkan, menyusui dan seterusnya. Maka dari itu ada hari Ibu, tanggal 22 Desember. Lalu bagaimana dengan ayah, mengapa tidak ada hari Ayah? Apakah krn perjuangan dan pengorbanan ibu jauh lebih besar daripada ayah? Sebenarnya perjuangan dan pengorbanan ayah dan ibu terhadap anaknya itu sama saja. Yg berbeda adalah caranya. Memang sudah tertulis di segala kitan bahwa wanita akan merasakan sakit ketika mengandung dan melahirkan dan pria akan bertanggung jawab atas keluarganya. Saya merasakan sendiri, di masa kehamilan saya, suami saya banyak berjuang dan berkorban untuk saya dan calon bayi kami. Dengan cara terbaik yang ia bisa. Dan itu juga patut diperhitungkan. Dari cerita yg saya dengar dan saya alami sendiri, betapa besar cinta ayah saya kepada saya dan adik-adik saya, dan tidak dapat terbalaskan dengan apapun, sama seperti cinta kasih dr ibu saya. Kalau saya ceritakan apa yg ayah dan ibu saya lakukan untuk saya, akan butuh bertahun-tahun untuk menulis semuanya, saking banyaknya. Sama seperti prang tua lain di dunia ini. Sedangkan untuk suami saya, walaupun baru 3 bulan kami menikah, saya sangat berterima kasih padanya atas apa yg di telah lakukan, dan saya berharap itu tidak akan pernah berubah. Amin. Selamat hari Ayah untuk papa dan suami saya. Setiap hari saya bisa mengucapkan terima kasih pada kalian lewat doa-doa saya kepada Tuhan. Tuhan maha mendengar. Terima kasihku untuk kalian akan dibalas oleh Tuhan melalui berkatNya yang tercurah. Aminnn.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment