Udah sempet survey
ke beberapa gedung untuk resepsi nasional dan kesan pertama survey adalah kalau
gedung itu udah langganan jadi tempat kawinan, biarpun biasa banget tetep aja
mahal. Memang tempatnya strategis dan tempat yang strategis emang udah wajib
jadi langganan orang kawinan. Jadi intinya, gimana caranya untuk menekan biaya
pernikahan yang selangit ya???
Memang pepatah
yang mengatakan, ada harga ada barang itu, benar. Momen sekali seumur hidup
tidak boleh disia-siakan itu, benar. Tapi perlu kebijaksanaan dalam mengatur biaya
pengeluaran dalam pernikahan. Yang penting tsaaahhh, pesta itu urusan nomor 2.
Mumpung masih libur, saya googling sana-sini tentang vendor-vendor pernikahan
yang bagus tapi harga terjangkau. Niat banget searching sampai
no more result, mulai dari sengaja niat cari dari web, find all images, nyasar
di blog orang (ini nyasar yang sangat menguntungkan), membaca review-review
orang dengan seksama, melihat-lihat portfolio mereka, terakhir kalau udah mulai
tertarik, langsung aja email atau telvon vendornya untuk info dulu. Sejauh ini sih saya
belum ada yang sreg. Mama sih udah, malah dia yang semangat banget telvon
gedung, catering, cari bahan, dan lain-lain. Setahun lagi loh maaa. Tapi
katanya sih ga kerasa, waktu itu berjalan cepat. Kalau ntar-ntar, ga kerasa
waktunya udah mepet, nyesel ga bisa milih-milih dengan puas. Bener juga sih..
Yang pasti, ini
juga saran dari orang tua. Hal-hal yang saya persiapkan itu (mumpung masih
setahun lagi) adalah:
1. buat perkiraan
biaya yang keluar
Omongin dulu sama pacar dan orang tua, saweran berapa persen (penting!), dan saya usahain untuk buat budget minimal dan budget maximal. Misalnya saya ada dana 15juta (itu maximal), tapi saya usahakan cuma terpakai 10 juta (itu minimal. Itu untuk jaga-jaga aja, kalau ada pengeluaran tak terduga. Kalau tercover dengan budget minimal, sisanya bisa dipake untuk yang lain. Kalau ternyata ludes dengan budget maximal, ya sudah itu memang sudah dipersiapkan toh.
Omongin dulu sama pacar dan orang tua, saweran berapa persen (penting!), dan saya usahain untuk buat budget minimal dan budget maximal. Misalnya saya ada dana 15juta (itu maximal), tapi saya usahakan cuma terpakai 10 juta (itu minimal. Itu untuk jaga-jaga aja, kalau ada pengeluaran tak terduga. Kalau tercover dengan budget minimal, sisanya bisa dipake untuk yang lain. Kalau ternyata ludes dengan budget maximal, ya sudah itu memang sudah dipersiapkan toh.
2. siapin dana tunai
At least 10% dari total biaya keseluruhan (buat DP sana-sini). Kalau dana maximal 15 juta, siap-siap 1.5 juta keluar di awal.
At least 10% dari total biaya keseluruhan (buat DP sana-sini). Kalau dana maximal 15 juta, siap-siap 1.5 juta keluar di awal.
3. pikirin tanggal
yang passs dan hari baik
Kalau emang percaya hari baik. Saya percaya hari dan tanggal baik, bukan dari adat atau dari mana-mana, dari feeling aja :D. Kadang bukan tanggal menentukan gedung, tapi gedung yang menentukan tanggal. Kalau setahun sebelumnya disiapin sih, gedung masih banyak yang kosong ya, ada beberapa perkecualian sih buat gedung yang laku banget)
Kalau emang percaya hari baik. Saya percaya hari dan tanggal baik, bukan dari adat atau dari mana-mana, dari feeling aja :D. Kadang bukan tanggal menentukan gedung, tapi gedung yang menentukan tanggal. Kalau setahun sebelumnya disiapin sih, gedung masih banyak yang kosong ya, ada beberapa perkecualian sih buat gedung yang laku banget)
4. langsung DP venue adat
Kalau seperti saya, pake adat batak, harus buru-buru banget. Terbukti saat saya datang ke venue pilihan, tanggal yang saya mau sudah di DP. Nah, pilihannya 2, saya ganti tanggal atau ganti venue. Akhirnya saya ganti tanggal dan ganti venue juga ujung-ujungnya :D. Gedung di Jakarta yang mau nerima resepsi adat batak itu bisa dihitung dengan jari, jadi ya begitu deh. Tanggal untuk venue resepsi nasional, yang pasti mengikuti tanggal resepsi adat lah.
Kalau seperti saya, pake adat batak, harus buru-buru banget. Terbukti saat saya datang ke venue pilihan, tanggal yang saya mau sudah di DP. Nah, pilihannya 2, saya ganti tanggal atau ganti venue. Akhirnya saya ganti tanggal dan ganti venue juga ujung-ujungnya :D. Gedung di Jakarta yang mau nerima resepsi adat batak itu bisa dihitung dengan jari, jadi ya begitu deh. Tanggal untuk venue resepsi nasional, yang pasti mengikuti tanggal resepsi adat lah.
5. buat perkiraan
kasar jumlah tamu untuk adat dan nasional
Sorting tamu mana yang akan diundang di respesi nasional itu penting sebelum memutuskan untuk DP venue, dimana biasanya jumlah tamu harus sesuai dengan luasnya venue. Karena sebagian sudah datang di resepsi adat, ya jadi tamu nasional ga terlalu membludak sih.
Sorting tamu mana yang akan diundang di respesi nasional itu penting sebelum memutuskan untuk DP venue, dimana biasanya jumlah tamu harus sesuai dengan luasnya venue. Karena sebagian sudah datang di resepsi adat, ya jadi tamu nasional ga terlalu membludak sih.
Nah, sejauh ini
sih nomor 1-3 yang udah dijalanin, sisanya belum. Yang paling bikin pusing sih poin
nomor 1 *shocked*. Soal tema dan konsep itu mau kaya gimana, baru mau di
googling juga. Minggu depan bang Frans mau DP gedung untuk resepsi adat. Doakeunnn semoga lancar.
Oke saya mau googling-googling
lagiii.. Semoga dapat ide yang brilian.
No comments:
Post a Comment