Monday, 12 August 2013

Patua Hata

Acara patua hata adalah kunjungan rombongan keluarga paranak ke rumah parboru dalam jumlah yang lebih besar untuk menyatakan keinginan melamar anak parboru menjadi menantu. Disebut patua hata karena semula keinginan dan hubungan itu baru hanya sebatas hubungan antara pemuda dan pemudi yang kemudian ingin ditingkatkan menjadi dicampuri oleh pihak orang tua. Berhubung hal ini sudah melibatkan langsung orang tua kedua belah pihak, tentu semua sudah harus transparan. Patua hata yang dilaksanakan belakangan ini juga sudah disatukan dengan adat marhusip yang pada mulanya terpisah dan diperankan kelompok boru. Paranak akan bertanya apakah calon menantu sudah benar-benar cinta pada anaknya. Pertanyaan itu tidak langsung dilakukan oleh paranak tetapi melalui boru yang sudah menikah dan jawabannya akan diumumkan kemudian secara resmi oleh protokol/parsinabul parboru. Bila pengakuan parboru sudah ada maka acara pun dilanjutkan dengan membicarakan hasil pembicaraan ketika marhorihori dingding. Suguhan makanan tradisional disajikan lengkap dengan namargoarnya yang dibawa pihak paranak dan dengke dari pihak parboru. Kata pembukaan pada acara tersebut adalah: “Magodang anak pangolihononhon, magodang boru pahutaon”. Sebagai penutup, kedua calon mempelai wajib diberi arahan agar mereka jangan sampai pernah lagi membat hubungan asmara dengan pihak lain dimana hal itu sungguh-sunguh tidak diperbolehkan.
 
Sumber:
Dr. Paimin Napitupulu, Edison Hutabarat: Pedoman Praktis Upacara Adat Batak
http://batakweddingservice.com/

No comments:

Post a Comment